Hai Oblong nongol lagi nih, kali ini mo nulis ngasal tapi yang ini sedikit lebih serius. Yuk silahkan dipantengin.
Suatu ketika di pagi hari, ada sekumpulan anak-anak unta sedang berkumpul di sebuah tanah yang cukup lapang. Rupanya mereka sedang sekolah, keknya mereka gak mau kalah ama manusia. Dan denger-denger mereka juga ikut program wajib belajar 9 tahun loh. Mereka duduk membentuk lingkaran, tepat di tengahnya ada unta tua yang ternyata itu adalah gurunya. Nah untuk menambah pengetahuan anak didiknya, guru unta itu melakukan sesi tanya jawab. Dan begini sesi tanya jawab mereka. Silahkan menyimak. *nyimakserius*
eh iya sebelumnya, ada yang belum tau unta itu binatang apa, ini nih gambarnya
eh salah ini nih yang bener.
Suatu ketika di pagi hari, ada sekumpulan anak-anak unta sedang berkumpul di sebuah tanah yang cukup lapang. Rupanya mereka sedang sekolah, keknya mereka gak mau kalah ama manusia. Dan denger-denger mereka juga ikut program wajib belajar 9 tahun loh. Mereka duduk membentuk lingkaran, tepat di tengahnya ada unta tua yang ternyata itu adalah gurunya. Nah untuk menambah pengetahuan anak didiknya, guru unta itu melakukan sesi tanya jawab. Dan begini sesi tanya jawab mereka. Silahkan menyimak. *nyimakserius*
eh iya sebelumnya, ada yang belum tau unta itu binatang apa, ini nih gambarnya
eh salah ini nih yang bener.
Unta A : “Pak guru, kenapa sih binatang seperti kita punya
tapak kaki yang besar dan berkuku belah. Kan susah buat milih sepatu yang cocok
di mall. Kok beda ama telapak kaki binatang lain.”
Guru Unta : “Jadi begini, Nak. Kita adalah mahluk padang
pasir yang setiap harinya berjalan di gurun pasir yang luas. Tapak kaki kita
besar dan berkuku belah supaya kita gak mudah untuk terperosok di padang
pasir.”
Unta A : “ohh gitu ya.” *manggut2* “Berarti kita mahluk yang
tangguh dong ketimbang binatang lain.” Ucapnya diikuti senyum kagum
teman-temannya.
Guru Unta : “Ya tentu dong.”
Unta B : “Pak guru, kenapa yak kok bulu mata kita tebel
banget, kan sering ngeganggu penglihatan. Gara-gara tebel, jadi aku susah nih
untuk pasang bulu mata ekstension.”
Guru Unta : “Sebenarnya bulu mata kita tebal itu tidak
mengganggu, justru itu melindungi kita dari pasir-pasir yang berterbangan
tertiup angin. Nah ketika kita berjalan di gurun pasir, maka pasir-pasir yang
tertiup angin tidak akan masuk ke mata kita karena terhalau dengan bulu mata
kita yang tebal.” Terangnya dengan bangga.
Unta B : “Oke, saya akhirnya tahu ternyata bulu mata kita
yang tebal sangat bermanfaat. Gak papa deh susah pasang bulu mata ekstension
asal mata ini kehindar dari debu.” ucapnya puas mendengar jawaban itu.
Seperti gak mau kalah dengan dua temannya tadi, unta ke tiga
juga mau nanya sesuatu yang sering banget ngeganjal di benaknya.
Unta C : “Pak guru, akooh juga mau tanya dong.” Ucap unta
itu sambil mengacungkan kakinya.
Guru Unta : “Boleh, silahkan, Ganteng.”
Unta C : “Jadi gini, Pak. Kenapa juga mahluk seperti kita
memiliki punuk. Bukannya itu bikin beban berat di badan kita aja?” Tanyanya
penasaran.
Guru Unta : “Ohh enggak, Nak. Punuk itu adalah sebuah daging
yang merupakan cadangan makanan dan minuman kita. Fungsinya sangat besar. Nah
saat kita berjalan di padang pasir yang panas, kita gak perlu makan dan minum
karena kita sudah menyimpan perbekalan itu di punuk kita. Jadi kita gak perlu
bawa botol air minuman dan kotak makanan ke mana-mana kek anak manusia yang
sering kita lihat di sini.”
Unta C : “Wah berarti kita binatang yang hebat dong
ketimbang manusia.” Serunya kencang sambil koprol kemudian diikuti tepok tangan
teman-temannya.
Guru Unta : “Oh tentu, kita ini binatang yang memiliki
kelebihan. Makanya kita harus bangga atas semua potensi itu. Dan sebenarnya
masih banyak lagi potensi lain yang kita miliki.” Ungkapnya.
Mendengar penjelasan itu, anak-anak unta saling menatap
pandang sambil senyum-senyum bangga karena mereka lebih hebat dari binatang
lain dan manusia. Tapi ada satu anak unta yang keknya kebingungan. Dari tadi ia
berpikir keras dan mencoba mencerna apa yang tadi dikatakan gurunya. Karena
udah gak kuat mikir, langsung aja dia berdiri dan bertanya sesuatu.
Unta D : “Pak…!” *sambilngacung*
Guru Unta : “Iya, ada apa, Nak?”
Unta D : “Truss kenapa kita tinggal di kebun binatang
Ragunan, bukan di gurun pasir?”
*Kemudian para unta hening sesaat*lalu berguguran*
--- END ---
Lucu ya, mereka punya banyak potensi diri tapi sayangnya
potensi itu gak bisa digunakan secara maksimal karena mereka berada di tempat
yang tidak tepat.
“Wkwkwkwk iya Blong, once bener mereka.” *ketawangakak*
Heh, jangan ngakak dulu. Bisa jadi ini juga terjadi pada
diri kita loh. Menurut Wikipedia sih Potensi Diri adalah merupakan kemampuan, kekuatan baik yang belum terwujud maupun yang sudah terwujud, yang dimiliki seseorang tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.
“Loh kok, maksudnya paan sih, Blong?”
Begini nih maksudnya, setiap manusia itu sebenarnya punya
potensi, hanya saja kita sering sekali tidak menyadari atau mengembangkan
potensi itu. Alhasil, potensi itu cuma tidur di dalam diri kita. Ya, seperti
para unta tadi, mereka memiliki banyak potensi yang sangat hebat dibandingkan
dengan mahluk lain, tapi kalau potensi itu tidak digunakan berarti potensi itu
akan menjadi sia-sia, itu berarti juga kita tidak menghargai potensi yang
diberikan Tuhan kepada kita. Coba bayangkan, dari 250 juta penduduk Indonesia,
masa sih gak ada satu pun yang memiliki potensi menjadi pemain bola hebat
seperti Christiano Ronaldo, Robin Van Persie atau Lionel Messi. Oblong yakin
sih, pasti banyak yang bisa melebihi kemampuan mereka itu dan bisa jadi orang
itu adalah kamu yang lagi baca tulisan ini.
Terkadang juga kita berada di tempat yang salah sehingga
potensi diri yang kita punya tidak bermanfaat, ya seperti sekawanan unta tadi.
Tapi itu bukanlah suatu alasan yang membuat kita menyerah, kita bisa kok
mencari lingkungan lain yang bisa membuat potensi kita tercuat keluar.
“Tapi kan, gak semua orang tahu potensinya apa?”
Nah itu dia yang jadi permasalahannya. Sebenarnya kita bisa
mengetahui potensi diri kita kalau kita mau mengenali siapa sebenernya diri
kita.
“Sumpah, gue bingung Blong ama ucapan lu barusan. Gue kenal
banget kok ama diri gue sendiri.”
Iya Oblong yakin itu, semua orang juga mengenal siapa
dirinya. Tapi mereka gak tahu seberapa dalam ia mengenal dirinya.
“Ahh jadi tambah bingung.”
Nih Oblong jelasin. Pernah gak kamu lihat orang yang
berbakat di bidang seni. Misalnya mereka memiliki suara yang indah, pandai
bermain musik, jago melukis. Sebenarnya itu adalah potensi dirinya yang sudah
dikembangkan, karena gak mungkin seseorang yang hebat bermain piano menjadi
ahli secara tiba-tiba. Coba deh sering-sering merenung (bukan merenung kenapa
diputusin pacar ya, tapi merenung tentang apa sih potensi diri kamu yang akan
dikembangkan). Tapi apalah arti potensi yang besar kalau mereka gak mengenalinya
dan gak mengasahnya. Kalaupun dia punya potensi di tarik suara, tapi gak mau
melatihnya maka potensi itu akan terkubur di dalam dirinya. Bisa jadi orang itu
gak jadi penyanyi, tapi malah menggeluti profesi yang lain. Orang-orang hebat
di dunia ini mengenali potensi dirinya dan mengembangkan potensinya hingga
menjadi sesuatu yang hebat.
Contohnya lagi nih, seandainya Christiano Ronaldo dan Lionel Messi gak mengetahui potensi dirinya dan gak mau mengasah potensinya itu, kira-kira dia bisa gak jadi tukang bola sepak yang tersohor ke seluruh dunia? Belum tentu. Bisa jadi dia bakal jadi pemain dangdut gerobak keliling.
“Iya juga sik. Tapi gimana kalau orang itu gak punya potensi
di suatu bidang tertentu tapi ia ingin sukses di bidang yang ia sendiri gak
punya potensi di sana?”
Nah kalau ini ada hubungan kuat dengan passion (hasrat).
Kalau pun ada orang yang gak punya potensi di suatu bidang tertentu tapi ia
ingin sukses di bidang itu maka ia harus bekerja lebih keras lagi ketimbang
mereka yang punya potensi di bidang tersebut.
“Apa dia bisa berhasil?”
Tentu bisa dong, orang yang gak punya potensi di suatu
bidang tapi dia mau belajar dan berjuang itu
lebih baik ketimbang orang yang punya potensi tapi tidak
mengembangkannya.
Jadi sebenarnya potensi itu seperti janin di dalam perut.
Kita harus merawatnya dan menjaganya hingga ia lahir dan menjadi bayi yang
sehat. Tapi kalau janin itu gak dijaga dan dirawat, bisa-bisa keguguran deh.
“Ohh gitu ya, Blong.”
Iya begitu, kamu gak mau kan jadi seperti unta di dalam
kebun binatang. Jadi mulai sekarang cari tau potensi diri kamu. Kalau sudah
tau, buru-buru deh dikembangkan biar gak menyesal di kemudian hari. Semisal
kamu mau jadi penulis, buruan belajar tentang bagaimana membuat tulisan yang
bagus lalu mempraktekkannya. Kalau kamu mau jadi pemain bola, coba deh belajar
skill bermain bola dari orang-orang hebat, latihan bola setiap hari. Kamu juga
bisa kok belajar dari pemain bola hebat lewat kumpulan video di youtube. Kalau
kamu punya orang tua yang mampu, kamu juga bisa daftar di salah satu klub bola
yang terbaik di kota kamu.
“Oke Blong, makasih atas informasinya. Moga aja gue bisa
menjadi salah satu orang yang bisa menggunakan potensi itu secara maksimal.”
Sama-sama, amin…!
Udah gitu dulu ya yang bisa Oblong share di mari, moga aja
bermanfaat buat kamu-kamu yang lagi mengembangkan potensinya. Sampai ketemu
lagi di tulisan ngasal berikutnya, daahhh…! *dadah2* :)