Hore….! Horeee…. Tahun baru…! *niupterompet*
Semalam gegap gempita melanda masyarakat dunia.
Seluruh manusia di penjuru bumi merayakan datangnya tahun yang baru. Orang-orang
sibuk mengisinya dengan berkumpul bersama keluarga. Ada juga yang berkumpul di
pusat kota untuk menikmati acara yang disediakan pemerintah, bahkan ada juga
yang diem sendirian di atas genteng, menikmati kembang api sambil ditemani
seekor kucing yang juga kesepian. Semoga kalian bukan yang terakhir.
Dengan datangnya tahun yang baru, datang juga
harapan baru. Orang-orang beramai-ramai membuat harapan, komitmen atau
target-target baru, sebutan kerennya sih resolusi. Mulai dari harapan
mendapatkan pekerjaan yang baru, mendapatkan kehidupan yang baru, mendapatkan
pasangan yang baru, bahkan harapan untuk mendapatkan pacar bagi jomblo-jomblo
ngenes kek gue. Hiksss :’(
Semua orang
bersemangat untuk bisa meraih rencana-rencana mereka di tahun ini. Kita begitu
menggebu-gebu mengucapkannya karena tersulut emosi sesaat. Tapi apa yang
terjadi setelahnya, seminggu kemudian resolusi itu menguap begitu saja. Gak ada
lagi semangat buat ngeraihnya dan tiba-tiba penghujung tahun kembali datang.
Dan lagi-lagi kita terjangkit euforia untuk berbondong-bondong membuat resolusi
baru untuk di tahun depannya. Tapi sayangnya, lagi-lagi resolusi itu menjadi
basi.
Jadi apa yang salah?
Yang salah adalah kita tidak tahu bagaimana cara
merealisasikan semua harapan-harapan itu. Seiring dengan berjalannya waktu kita
terkadang lupa dengan harapan itu. Mungkin penyebabnya karena kesibukan kerja
atau karena kita terlalu nyaman dalam kondisi sekarang.
Jadi bagaimana agar kita bisa fokus terhadap harapan-harapan
itu?
Kalau menurut gue, biar kita bisa fokus, buat
visualisasi dari harapan-harapan itu. Semisal kalian mau jalan-jalan ke luar
negeri. Cari gambar-gambar yang berhubungan dengan tempat yang ingin kamu
datangi. Kalau kamu ingin punya kendaraan, cari gambar-gambar yang sesuai
dengan harapan kamu. Tahu gak sih, ternyata orang-orang sukses di dunia ini
adalah mereka-mereka yang berhasil membuat visualisasi. Mereka punya gambaran
masa depannya di sebuah papan yang dipasang di kamarnya.
Dengan adanya visualisasi, kita bisa lebih fokus dan
tergerak untuk segera merealisasikannya. Kamu juga bisa membuat visualisasi itu
di meja belajar kamu, di meja kantor kamu atau di tempat-tempat yang mudah
untuk kamu lihat. Karena semakin sering kamu lihat, semakin kuat gambaran itu
ada di otak kamu.
Segalanya dibuat dua kali, pertama di pikiran kita,
kemudian di kehidupan nyata.
Mungkin ada yang bingung dengan kalimat di atas. Apa
iya, begitu? Coba kamu mikir sebentar, kira-kira monas itu ada karena dibangun
dulu baru dipikirin atau dipikirin dulu baru dibangun. Kira-kira orang yang
buat pesawat terbang itu, buat pesawatnya dulu baru mikir apa mikir dulu baru
buat pesawat terbang. Nah pasti kalian ngejawab, “Ya dipikirin dulu dong baru
menjadi nyata.” Tuh pinter. Berarti benar kan tulisan di atas.
Hal ini juga loh yang pernah dilakuin sama petinju
legendaris Muhammad Ali. Beliau kalau mau bertanding harus memikirkan
pertandingan yang akan dilaluinya. Ia berpikir pukulan-pukulan seperti apa yang
akan dilepaskannya, dalam ronde ke berapa ia bakal menjatuhkan lawannya. Alhasil,
ia sering menang dan menjadi legenda tinju yang terkenal di seluruh dunia.
Terlepas dari semua itu, hal yang utama yang harus
benar-benar dilakukan adalah Take Action. Percuma jika semua harapan kamu sudah
tertera dalam gambar-gambar yang indah tapi kamunya gak mau bertindak ke arah
sana. Bertindak itu memang sulit, melelahkan dan terkadang menguras emosi. Tapi yakin deh, semua yang kamu lakuin akan terbayar jika mimpi kamu bisa terwujud.
Jadi, ayo buat visualisasi harapan-harapan kalian
dan take action. Gak usah malu diledekin orang-orang. Semua orang sukses di dunia
ini berawal dari harapan-harapan dan mimpi-mimpi mereka. Gue cuma berharap,
kalian bisa mewujudkan semua harapan-harapan di tahun 2014 ini. Termasuk para
jomblo yang berharap punya banyak pacar. Aminn…!
Sampai jumpa di lain waktu. :D